Pernahkah kamu mengenal istilah efek Hallyu atau Korean Wave? Saat ini industri hiburan dari negara ginseng tersebut telah mudah berasimilasi dengan berbagai negara. Sehingga banyak warga negara lain mudah menerima budaya tersebut dan menjadikan pangsa pasar industri K-Drama dan K-Pop menjadi luas. Hal ini tidak bisa kita pisahkan dari sebuah efek komunikasi, yakni komunikasi lintas budaya.
Kawan bicara, penulis ingin sedikit berbagi terkait latar belakang, hambatan serta solusi dalam fenomena sebuah komunikasi lintas budaya secara general. Yuk, kita tuntaskan secara sederhana.
Dalam Kehidupan modern yang telah ditandai dengan adanya peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas, kita sudah meninggalkan fase transisi untuk menjalani era globalisasi. Kehidupan masyarakat modern sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesional di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan sosial di antara elemen masyarakat.
Namun di sisi lain sekularisme menjadi sangat dominan dalam sistem religi dan kontrol sosial masyarakat dan sistem kekerabatan sudah mulai diabaikan.Anggota masyarakat hidup dalam sistem yang sudah mekanik, kaku, dan hubungan-hubungan sosial ditentukan
berdasarkan pada masing-masing kepentingan masyarakat.
Masyarakat modern pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari masyarakat transisi sehingga memiliki pengetahuan yang lebih luas dan pola pikir yang lebih rasional.Dari semua tahapan kehidupan masyarakat sebelumnya, walaupun kadang pendidikan formal saja tidak cukup untuk mengantarkan masyarakat pada tingkat pengetahuan dan pola pikir semacam itu. Sebab, secara demografis masyarakat modern menempati lingkungan perkotaan yang cenderung gersang dan jauh dari situasi yang sejuk dan rindang (Bungin, 2006: 94).
Kurang lebih, seperti itulah gambaran fenomena komunikasi lintas budaya. Nah, kawan bicara apakah saat menjalankan komunikasi lintas budaya kita tidak menemukan tantangan? Sepertinya tidak.
Hambatan tersebut dijelaskan Chaney dan Martin (2004 : 11) dalam bukunya Intercultural Business Communication, bahwa yang dimaksud dengan hambatan komunikasi atau communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
Perbedaan budaya sendiri merupakan salah satu faktor penghambat dalam komunikasi antar budaya, karena hambatan – hambatan komunikasi tersebut juga sering disebut sebagai hambatan komunikasi antar budaya.
Hal tersebut bisa dikatakan sebagai sebagai hambatan dalam proses komunikasi yang terjadi karena adanya perbedaan budaya antara si pengirim pesan (komunikator) dan dan si penerima pesan (komunikan).
Faktor Hambatan Fenomena Komunikasi Antar Lintas Budaya
Adapun faktor hambatan komunikasi antar budaya yang sering terjadi antara lain: fisik, budaya, persepsi, motivasi, pengalaman, emosi, bahasa (verbal), nonverbal, dan kompetisi.
1). Fisik – Hambatan komunikasi yang berasal dari waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan media.
2). Budaya – Hambatan komunikasi yang berasal dari etnis, agama, dan sosial yang berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya.
3). Persepsi – Hambatan komunikasi yang timbul karena perbedaan persepsi yang dimiliki oleh individu mengenai sesuatu. Perbedaan persepsi menyebabkan perbedan dalam mengartikan atau memaknakan sesuatu.
4). Motivasi – Hambatan komunikasi yang berkaitan dengan tingkat motivasi penerima pesan. Rendahnya tingkat motivasi penerima pesan mengakibatkan komunikasi menjadi terhambat.
5). Pengalaman – Hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang dimiliki individu. Perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu dapat menyebabkan perbedaan dalam konsep serta persepsi terhadap sesuatu.
6). Emosi – Hambatan komunikasi yang berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7). Bahasa – Hambatan komunikasi yang terjadi ketika pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa atau kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan sehingga menimbulkan ketidaksamaan makna.
8). Nonverbal – Hambatan komunikasi yang berupa isyarat atau gesture.
9). Kompetisi – Hambatan komunikasi yang timbul ketika penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain di saat menerima pesan.
Berbagai hambatan komunikasi yang terjadi ini, bisa pula diatasi dan diperbaiki. Untuk bisa mengatasi serta memperbaiki komunikasi yang ada sehingga tercipta komunikasi yang lebih efektif, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Kawan bicara, berikut adalah cara mengatasi hambatan komunikasi menurut Bovee dan Thill, 2002, 22, sebagai berikut;
1). Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka
2). Bertekad untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan menjalannya dengan baik
3). Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar budaya
4). Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima pesan.
5). Menggunakan tekonogi yang ada secara bijaksana dan bertanggung jawab agar dapat memperoleh dan membagi informasi dengan baik dan efektif.
6). Menciptakan serta memproses pesan secara efektif dan juga efisien. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yakni : memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan si penerima, mengurangi jumlah pesan, memilih salurah atau media secara tepat, meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Kurang lebih seperti itulah fenomena komunikasi lintas budaya jika ditinjau dari hambatan dan solusi yang harus kita lakukan. Bagaimana tanggapanmu, kawan bicara?
Source:
karya ilmiah Albul Karim Mahasiswa STAIN Kudus, Judul: Komunikasi Antar Budaya di Era Modern.pakarkomunikasi.com
portal-ilmu.com