Pernahkah kamu merasa khawatir saat tertinggal mengikuti suatu tren tertentu yang sedang marak di media sosial? Jika iya, maka itu tandanya kamu mengalami gejala FOMO. Fear of Missing Out atau lebih sering disingkat menjadi FOMO adalah sebuah sindrom yang belakangan marak di mana-mana. Ada beragam penyebab terjadinya FOMO, salah satunya penggunaan gadget dan konsumsi media yang berlebihan.
Jadi, apa itu FOMO? Mari kita bahas selengkapnya di uraian berikut ini.
Mengenal Apa Itu FOMO
FOMO adalah suatu kondisi di mana seseorang kerap merasa khawatir akan ketinggalan kabar atau trend yang sedang berlangsung. Orang-orang yang mengalaminya kerap merasa takut akan dicap ketinggalan zaman dan tidak gaul. Tak hanya itu, mereka juga beranggapan bahwa orang lain selalu bersenang-senang dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada mereka.
Kondisi ini kerap dirasakan oleh anak-anak muda, terutama bagi yang aktif di media sosial. Meski media sosial sangat bermanfaat untuk menjalin komunikasi, wadah ini juga bisa memberikan dampak yang kurang baik. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling update informasi tertentu atau menunjukkan kesenangan di media sosial. Tak jarang berbagai unggahan foto dan video menimbulkan rasa iri dan membuat seseorang merasa bahwa hidupnya tak lagi menyenangkan.
FOMO juga berkaitan erat dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam segala momen yang menyenangkan agar bisa mengabadikannya dan mengunggahnya ke media sosial. Demi mengejar eksistensi dan pengakuan, beberapa orang bahkan sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan menampilkan imej yang tak sesuai dengan jati diri sebenarnya.
Apa Dampak Dari FOMO
FOMO adalah fenomena yang cukup berbahaya dan bisa mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan kita. Antara lain yaitu mempengaruhi kondisi finansial, mengancam kesehatan jiwa, serta mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Mempengaruhi Kondisi Finansial
FOMO bisa mendorong siapa saja untuk melakukan hal-hal di luar nalar hanya demi memuaskan ego dan melepaskan perasaan tertinggal. Hal inilah yang membuat orang dengan sindrom FOMO akan mengalami kesulitan secara finansial. Sebab, mereka akan rela melakukan apa saja hanya untuk mengikuti tren, tanpa terkecuali merogoh kocek yang cukup banya.
Dari kebiasaan buruk inilah muncul beragam kendala dalam keuangan. Antara lain yaitu sulit menabung, sifat konsumtif, boros, nekat berhutang atau mengandalkan pinjol bahkan yang ilegal sekalipun.
2. Mengancam Kesehatan Jiwa
FOMO adalah kecenderungan masyarakat untuk memposting pengalaman positif daripada negatif karena ketakutan akan kehilangan momen tertentu. Adanya perasaan takut ini dapat mengganggu kesehatan jiwa seseorang seperti stress, kecemasan, sulit tidur, kurang percaya diri atau perasaan rendah diri.
3. Mempengaruhi Hubungan Sosial Seseorang
Saat FOMO mulai menjangkit seseorang dan orang tersebut belum mampu mewujudkan keinginannya untuk mengikuti apa yang dianggap baik, orang tersebut cenderung mengasingkan diri dari orang lain. Di lain sisi, orang-orang dengan sindrom FOMO juga punya kecenderungan untuk meremehkan selera orang yang berbeda dengan pandangan orang banyak. Lebih parahnya lagi, mereka yang memiliki FOMO akan merasakan sulit berkomunikasi secara nyata karena terlalu fokus dengan dunia maya.
Baca juga : Cara Mencapai Komunikasi yang Efektif di Era Digital
Cara Mengatasi FOMO
Gejala ini bisa dihilangkan apalagi jika itu sudah merugikan. Berikut beberapa cara mengatasi FOMO:
1. Menerima dan Menghargai Diri Sendiri
Cobalah untuk lebih menghargai dan mencintai diri sendiri dengan semua kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki. Kondisi ini memang sulit jika terus bersentuhan dengan media sosial. Sebab media sosial biasanya dibanjiri hal yang tidak bisa dimiliki seperti pasangan, kehidupan mewah, atau barang-barang. Tambahkan lebih banyak orang dengan feed positif di timeline media sosial. Kemudian sembunyikan konten atau orang yang menyombongkan diri dan toxic. Mengurangi konten pemicu FOMO akan membuat diri menjadi lebih nyaman. Berusahalah untuk mencari tahu penyebab kurangnya kegembiraan kita secara online. Kemudian cari alternatif lain yang bisa memberi pengaruh positif untuk pikiran kita.
2. Batasi Penggunaan Media Sosial
Gejala ini bisa timbul akibat seringnya menghabiskan waktu di HP atau media sosial. Anda bisa kurangi waktu di media sosial untuk rehat pikiran dan mental. Cara ini juga membantu lebih fokus pada kehidupan nyata tanpa terus-menerus membandingkan diri. Jika tidak bisa puasa media sosial secara total, maka bisa melakukan pembatasan penggunaan aplikasi media sosial tertentu yang biasanya membuat kita merasa ketinggalan. Hapus sementara aplikasi itu dan tetapkan batas harian seberapa banyak akan menggunakannya. Bisa juga menghapus pertemanan dari orang yang membuat kita merasa buruk.
3. Membangun Koneksi Nyata
FOMO biasanya sebagai upaya untuk mencari koneksi saat Anda mengalami stress, kesepian, atau kecemasan. Hal ini tentu menjadi pelarian buruk dan akan menimbulkan hal negatif lainnya. Anda sebaiknya menjalin relasi nyata misalnya berjumpa dengan teman lama, ikut grup traveling, atau ikut kegiatan sosial. Aktivitas yang nyata akan memberi perubahan menyenangkan sehingga menghilangkan perasaan tertinggal akibat FOMO.
4. Bersyukur
Semua aktivitas untuk meningkatkan rasa syukur seperti membuat jurnal atau menyampaikan penghargaan pada orang lain akan meningkatkan semangat pada diri. Diantara alasannya karena tak lagi merasa kekurangan jika fokus pada anugerah yang telah dimiliki. Sikap ini akan membantu orang lain merasa baik juga membuat perasaan sendiri ikut membaik.
Hidup di zaman digital membuat kita bisa terkena FOMO sehingga penting mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Hal itu supaya kita tetap merasa lebih optimis menjalani hidup.
Oleh karena itu, kita juga membutuhkan pemahaman yang tepat dalam mengatasi setiap masalah yang ada.