Mengenal Musik Sebagai Jembatan Komunikasi

Penulis yakin Kawan Bicara pasti ada yang suka mendengarkan musik. Setiap harinya, pasti telinga kita dimanjakan oleh berbagai jenis musik yang sering kita dengarkan. Sebagai media yang dikonsumsi oleh orang banyak, musik bisa disebut sebagai jembatan komunikasi. 

Lirik dan alunan melodi yang ada di dalamnya, merupakan satu kesatuan yang indah sebagai alat komunikasi. Tidak peduli datang dari belahan dunia yang mana, saat musik itu terdengar di telinga dan merasuk ke dalam hati, pesan yang terkandung di dalam musik itu sudah dapat diterima pencinta musik.

Namun, dalam penyampaian pesan, musik sebagai jembatan komunikasi mempunyai ciri khas tersendiri. Musik itu unik, setiap genre yang diwakilinya memiliki konsep tersendiri. 

Sebagai contoh, aliran musik Punk di Inggris mencoba mengomunikasikan realitas sosial dengan gaya fashion yang disebut anti kemapanan. Dari lagunya pun dicirikan dengan suara gitar yang kasar, gebukan drum tempo tinggi dan lirik nyeleneh. Sikap itu muncul karena karena remaja pada saat itu merasa benci dengan keadaan sosial, politik, dan kemapanan.

Di lain sisi, pada ranah yang lebih manis, pesan yang disampaikan musik pop terasa lebih diterima. Hal itu dikarenakan, harmonisasi nada yang halus beserta lirik puitis yang disajikan oleh musik pop dapat menyentuh semua kalangan. Genre ini lebih menyampaikan perasaan cinta, kehidupan yang indah dan patah hati. 

Oleh karena itu, musik memang media penyampai pesan yang sangat baik dan efektif untuk membuat orang lebih mudah untuk terpengaruh melalui lirik dan nadanya. Maka dari itu, para musisi lebih gampang untuk menceritakan isi hati, pesan, dan misinya melalui musik. 

Tapi untuk sedikit mengingatkan saja, ada beberapa genre musik dengan lirik kontroversinya yang dapat membuat polemik dalam kehidupan. Jadi, baiknya kita mencerna dengan baik makna dan maksud lirik tersebut.

Bahkan, tidak dapat dipungkiri musik yang kita dengar sehari-hari sudah melalui proses panjang. Namun masalah di zaman sekarang adalah bagaimana masyarakat hanya ingin mendengarkan musik secara instan saja sehingga kehilangan unsur edukasi, yakni komunikasi tersebut. 

Karena kehilangan unsur tersebut, banyak musik yang kemudian dirilis hanya untuk kepentingan komersial saja. Hal ini harus diluruskan, bahwa musik sendiri harus memiliki esensi yang mewakilkan isu-isu yang terjadi di saat ini. 

Salah satu musisi senior Indonesia, Iwan Fals, kerap kali  menjadikan musik maupun lagu yang ia nyanyikan sebagai salah satu media komunikasi untuk menggambarkan maupun mengkritisi pemerintah.

Apapun genre musiknya dengarkanlah sesuai selera masing-masing. Karena, musik adalah nafas yang selalu berdampingan dengan kehidupan kita, sebagai media komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Source: jurnalposmedia.com, communication.binus.ac.id

Share This:

Penulis yakin Kawan Bicara pasti ada yang suka mendengarkan musik. Setiap harinya, pasti telinga kita dimanjakan oleh berbagai jenis musik yang sering kita dengarkan. Sebagai media yang dikonsumsi oleh orang banyak, musik bisa disebut sebagai jembatan komunikasi. 

Lirik dan alunan melodi yang ada di dalamnya, merupakan satu kesatuan yang indah sebagai alat komunikasi. Tidak peduli datang dari belahan dunia yang mana, saat musik itu terdengar di telinga dan merasuk ke dalam hati, pesan yang terkandung di dalam musik itu sudah dapat diterima pencinta musik.

Namun, dalam penyampaian pesan, musik sebagai jembatan komunikasi mempunyai ciri khas tersendiri. Musik itu unik, setiap genre yang diwakilinya memiliki konsep tersendiri. 

Sebagai contoh, aliran musik Punk di Inggris mencoba mengomunikasikan realitas sosial dengan gaya fashion yang disebut anti kemapanan. Dari lagunya pun dicirikan dengan suara gitar yang kasar, gebukan drum tempo tinggi dan lirik nyeleneh. Sikap itu muncul karena karena remaja pada saat itu merasa benci dengan keadaan sosial, politik, dan kemapanan.

Di lain sisi, pada ranah yang lebih manis, pesan yang disampaikan musik pop terasa lebih diterima. Hal itu dikarenakan, harmonisasi nada yang halus beserta lirik puitis yang disajikan oleh musik pop dapat menyentuh semua kalangan. Genre ini lebih menyampaikan perasaan cinta, kehidupan yang indah dan patah hati. 

Oleh karena itu, musik memang media penyampai pesan yang sangat baik dan efektif untuk membuat orang lebih mudah untuk terpengaruh melalui lirik dan nadanya. Maka dari itu, para musisi lebih gampang untuk menceritakan isi hati, pesan, dan misinya melalui musik. 

Tapi untuk sedikit mengingatkan saja, ada beberapa genre musik dengan lirik kontroversinya yang dapat membuat polemik dalam kehidupan. Jadi, baiknya kita mencerna dengan baik makna dan maksud lirik tersebut.

Bahkan, tidak dapat dipungkiri musik yang kita dengar sehari-hari sudah melalui proses panjang. Namun masalah di zaman sekarang adalah bagaimana masyarakat hanya ingin mendengarkan musik secara instan saja sehingga kehilangan unsur edukasi, yakni komunikasi tersebut. 

Karena kehilangan unsur tersebut, banyak musik yang kemudian dirilis hanya untuk kepentingan komersial saja. Hal ini harus diluruskan, bahwa musik sendiri harus memiliki esensi yang mewakilkan isu-isu yang terjadi di saat ini. 

Salah satu musisi senior Indonesia, Iwan Fals, kerap kali  menjadikan musik maupun lagu yang ia nyanyikan sebagai salah satu media komunikasi untuk menggambarkan maupun mengkritisi pemerintah.

Apapun genre musiknya dengarkanlah sesuai selera masing-masing. Karena, musik adalah nafas yang selalu berdampingan dengan kehidupan kita, sebagai media komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Source: jurnalposmedia.com, communication.binus.ac.id

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?