Pekerjaan akan terasa menyenangkan bila lingkungan kerja kita sehat. Namun, bagaimana jika kita memiliki atasan toxic? Apakah kita harus resign? Sebelum kamu terburu-buru memutuskan resign, ada banyaknya kamu tahu cara menghadapi atasan toxic. Biasanya, bos toxic punya ciri-ciri seperti tidak bisa menerima saran, manipulatif, suka menyalahkan, dan bahkan tidak segan berkata kasar. Agar kamu tidak berlarut-larut mengalami rasa tertekan, coba simak tips di bawah ini!
1. Introspeksi Diri
Ini langkah pertama kamu dalam menghadapi prilaku buruk atasan. Dengan cara instrospeksi inilah kamu akan lebih tahu tentang permasalahan sebenarnya. Coba periksa prilaku sendiri, evaluasi kembali kinerja dan sejauh mana loyalitas kamu terhadap perusahaan. Apakah kamu telah melakukan sesuatu yang salah? Bisa saja, sikap egois dan bawel atasan hanya akibat dari prilaku kamu yang salah sehingga bos kamu tidak menyukainya.
Baca juga : Yuk! Cari Tahu Penyebab Penghambat Potensi Diri
2. Tetap Bekerja Secara Profesional
Cara selanjutnya menghadapi atasan toxic adalah dengan tidak terlalu memikirkannya. Tetaplah fokus pada apa yang kamu kerjakan. Hal ini karena bos toxic hanya ini bawahannya selalu menuruti apa yang ia mau.
Jadi, bila kamu melakukan tugas dengan baik dan mengikuti arahannya, maka atasanmu tidak akan mengintimidasi. Walau tetap merasa kesal, namun cobalah mengabaikan saja dan tetap fokus pada pekerjaan. Dengan begitu, pikiranmu tidak hanya akan terpaku pada perlakuan atasanmu saja.
3. Fokus Pada Perkataannya, Bukan Intonasi Bicaranya
Bos bisa saja suka mencari kesalahan kamu. Dia juga mungkin sering melontarkan perkataan atau hinaan yang menyakitkan ketika berbicara denganmu. Terkadang, apa yang dia lontarkan bisa jadi merupakan feedback positif untuk kamu. Cara atasan menyampaikannya mungkin dengan nada tinggi atau dengan intonasi yang menyakitkan.
Jadi, cobalah fokuskan pada perkataannya. Bisa saja apa yang disampaikan berupa wejangan akibat pekerjaan kamu yang tidak sesuai prosedur. Tetap tenang dan telaah dengan kepala jernih.
4. Coba Pahami Perilakunya
Mengutip dari Entrepreneur, bos toxic sebenarnya adalah orang yang insecure dan manipulatif. Mereka egois dan sangat tidak dewasa. Nah, saat menghadapinya, kamu tidak boleh mudah terbawa emosi dan coba pahami perilaku toxic tersebut.Oleh karena itu, cobalah untuk mengurangi ego dan pahami pola kerja hingga gaya komunikasinya.
Bos toxic biasanya suka mencari-cari masalah. Agar kamu tidak tiba-tiba disalahkan, saat kamu diberikan perintah, cobalah catat sedetail mungkin. Dengan demikian, saat bosmu mengatakan pekerjaanmu kurang baik padahal sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan, kamu bisa menunjukkan catatannya.
5. Mengembangkan Diri
Memiliki atasan atau bos toxic bukan berarti menjebak kita untuk tidak bisa berkembang. Lihat lagi ke dalam diri sendiri, gali potensi itu yang belum pernah tercapai dan cobalah untuk mengembangkan diri. Cara ini bisa menjadi alternatif bagi kita untuk mendapatkan peluang baru.
6. Minta Bantuan Ke Divisi Lain
Terkadang, bos yang toxic adalah bagian dari manajemen tim yang toxic juga, sehingga hal itu akan menjadi “lingkaran setan” di kantor tersebut. Tapi, cobalah amati dari sisi lain, misalnya saja tim HRD yang biasanya netral dan tidak terlibat di drama kantor. Meminta bantuan ke tim HRD mungkin dapat membantu menyelesaikan masalah, tapi ingat, kalau bisa dokumentasikan semua perilaku toxic dari atasan yang benar-benar mengganggu kinerja kita selama ini. Jangan sampai mengutarakan hal-hal yang tampak hanya menyelamatkan diri sendiri. Paling tidak kita bergerak meminta bantuan ke divisi lain agar terlihat seperti sedang menyelamatkan “satu kapal”
Setelah membaca tips di atas, semoga Kawan Bicara tidak bingung lagi saat harus menghadapi bos yang toxic di kantor. Saat kamu harus berhadapan dengan bos yang seperti itu jangan pernah membalasnya dengan tindakan yang memancing permusuhan. Bagaimana pun juga ia adalah atasan yang akan menentukan masa depanmu di tempat kerja. Sebisa mungkin hadapi dengan kepala dingin.