Menelisik Komunikasi Lintas Generasi

komunikasi lintas generasi

“Gue bingung nih, nyokap gak ngijinin buka usaha. Even gue udah explain sama nyokap, tapi ya gitu deh. Nyokap expect gue jadi PNS. Lo ada saran gak?”

Itulah sekelumit gaya curhatan generasi muda masa kini atau yang dikenal dengan sebutan milenial. Gaya bahasa di atas sering menjadi contoh gap komunikasi antara generasi tua dan muda masa kini. Apakah kamu juga pernah merasakan hal yang sama? Ayo kita telusuri, lalu kita pecahkan bersama.

Gaya komunikasi di atas sering menimbulkan kesalahpahaman. Perbedaan pemilihan kata, gaya bicara, dan sederet faktor non verbal lainnya akan sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi. Apakah itu masalah berat? Ya akan berat jika kamu masih menyimpan ego soal generasi muda dan tua susah untuk saling mengerti.

Ayo luruskan niat, kedepankan tujuan jika ingin menyelesaikan gap komunikasi lintas generasi ini.

Kita memulainya dengan menurunkan egoisme pribadi dan jangan mau menang sendiri. Sesuaikan gaya bahasa dengan lawan bicara adalah salah satu kuncinya. Kemampuan bicara juga harus diikuti dengan kemampuan mendengar yang baik. Setelah itu, selalu berpikiran positif agar saling membuka ruanh untuk memahami satu sama lain.

Siapa sih yang tidak ingin didengarkan? Namun celakanya, belum tentu seorang komunikator mau mendegarkan terlebih dahulu. Di sini lah letak perubahan yang harus dilakukan.

Jane Buckingham, seorang pakar karir seperti yang dilansir dari female.kompas.com memberikan saran kepada Gen Y dan Gen X agar bisa saling memahami. Kita akan mengambil contoh saat Gen Y sebagai karyawan ingin dipahami Gen X selaku bos perusahaan dalam dunia kerja.

Salah satu caranya adalah mengikuti kemauannya walau bos menganggapnya kurang efektif. Sebab, berdebat soal ini hanya akan membuatnya merasa tak dihargai sebagai atasan karena setiap atasan punya cara sendiri yang perlu kita pahami. Namun, dalam proses mengikuti arahan dari atasan, gen Y bisa secara perlahan memberikan pendapat. Niscaya, apa yang disampaikan dengan cara dan waktu yang tepat, akan menghasilkan dampak yang bermanfaat.

Tak hanya itu, generasi Y sebaiknya juga perlu memahami bahwa bagaimanapun, bos generasi X akan sama stresnya dengan kita saat diberikan tugas dadakan. Menyanggupi apa yang ditugaskan olehnya akan semakin meningkatkan nilai jual kita di matanya.

Namun, bukan berarti Gen X tak bisa diajak kompromi bila ternyata pekerjaan utama Anda saja masih menumpuk. Tetaplah juga untuk menjaga pembicaraan secara hati-hati dengan mereka. Kemukakan bahasa non verbal yang positif. Perbanyak senyum, mata fokus, dan gerak tubuh yang bersahabat menjadi beberapa cara mengatasi gap komunikasi itu.

Jadi, gap komunikasi antar lintas generasi ini sebenarnya bukanlah fenomena yang harus ditakutkan. Istilah ini hanya menggambarkan kesenjangan antar generasi yang berpotensu menimbulkan masalah. Maka, sebelum potensi masalah itu datang, yuk kenali lebih dalam cara penanganannya.

Di talkactive.id kamu akan dibantu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Tidak hanya melalui pelatihan public speaking dan personal branding, di Talkactive.id kamu juga akan didampingi dengan program Coaching yang berkesan dan berdampak. Kunjungi www.talkactive.id untuk info lebih lanjut.

Share This:

komunikasi lintas generasi

“Gue bingung nih, nyokap gak ngijinin buka usaha. Even gue udah explain sama nyokap, tapi ya gitu deh. Nyokap expect gue jadi PNS. Lo ada saran gak?”

Itulah sekelumit gaya curhatan generasi muda masa kini atau yang dikenal dengan sebutan milenial. Gaya bahasa di atas sering menjadi contoh gap komunikasi antara generasi tua dan muda masa kini. Apakah kamu juga pernah merasakan hal yang sama? Ayo kita telusuri, lalu kita pecahkan bersama.

Gaya komunikasi di atas sering menimbulkan kesalahpahaman. Perbedaan pemilihan kata, gaya bicara, dan sederet faktor non verbal lainnya akan sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi. Apakah itu masalah berat? Ya akan berat jika kamu masih menyimpan ego soal generasi muda dan tua susah untuk saling mengerti.

Ayo luruskan niat, kedepankan tujuan jika ingin menyelesaikan gap komunikasi lintas generasi ini.

Kita memulainya dengan menurunkan egoisme pribadi dan jangan mau menang sendiri. Sesuaikan gaya bahasa dengan lawan bicara adalah salah satu kuncinya. Kemampuan bicara juga harus diikuti dengan kemampuan mendengar yang baik. Setelah itu, selalu berpikiran positif agar saling membuka ruanh untuk memahami satu sama lain.

Siapa sih yang tidak ingin didengarkan? Namun celakanya, belum tentu seorang komunikator mau mendegarkan terlebih dahulu. Di sini lah letak perubahan yang harus dilakukan.

Jane Buckingham, seorang pakar karir seperti yang dilansir dari female.kompas.com memberikan saran kepada Gen Y dan Gen X agar bisa saling memahami. Kita akan mengambil contoh saat Gen Y sebagai karyawan ingin dipahami Gen X selaku bos perusahaan dalam dunia kerja.

Salah satu caranya adalah mengikuti kemauannya walau bos menganggapnya kurang efektif. Sebab, berdebat soal ini hanya akan membuatnya merasa tak dihargai sebagai atasan karena setiap atasan punya cara sendiri yang perlu kita pahami. Namun, dalam proses mengikuti arahan dari atasan, gen Y bisa secara perlahan memberikan pendapat. Niscaya, apa yang disampaikan dengan cara dan waktu yang tepat, akan menghasilkan dampak yang bermanfaat.

Tak hanya itu, generasi Y sebaiknya juga perlu memahami bahwa bagaimanapun, bos generasi X akan sama stresnya dengan kita saat diberikan tugas dadakan. Menyanggupi apa yang ditugaskan olehnya akan semakin meningkatkan nilai jual kita di matanya.

Namun, bukan berarti Gen X tak bisa diajak kompromi bila ternyata pekerjaan utama Anda saja masih menumpuk. Tetaplah juga untuk menjaga pembicaraan secara hati-hati dengan mereka. Kemukakan bahasa non verbal yang positif. Perbanyak senyum, mata fokus, dan gerak tubuh yang bersahabat menjadi beberapa cara mengatasi gap komunikasi itu.

Jadi, gap komunikasi antar lintas generasi ini sebenarnya bukanlah fenomena yang harus ditakutkan. Istilah ini hanya menggambarkan kesenjangan antar generasi yang berpotensu menimbulkan masalah. Maka, sebelum potensi masalah itu datang, yuk kenali lebih dalam cara penanganannya.

Di talkactive.id kamu akan dibantu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Tidak hanya melalui pelatihan public speaking dan personal branding, di Talkactive.id kamu juga akan didampingi dengan program Coaching yang berkesan dan berdampak. Kunjungi www.talkactive.id untuk info lebih lanjut.

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?