Menelusuri Benang Tipis Antara Confident dan Overconfident

Confident dan Overconfident

It’s time for me to take it, I’m the boss right now. Not gonna fake it, not when you go down, ‘Cause this is my game, and you better come to play.

I used to hold my freak back, now I’m letting go. I make my own choice. B*tch, I run this show. So leave the lights on. No, you can’t make me behave.

So you say I’m complicated. That I must be outta my mind. But you had me underrated. Rated, rated!

What’s wrong with being, what’s wrong with being, what’s wrong with being confident?

What’s wrong with being, what’s wrong with being, what’s wrong with being confident?

Ups! Penulis hampir saja terlena dengan bagian lirik lagu Demi Lovato yang berjudul Confident. Well, kita akan membahas terkait rasa percaya diri dalam konteks public speaking.

So, kita sangat membutuhkan rasa percaya diri dalam melakukan apapun. Saat menyampaikan sesuai, baik itu melalui, orasi, pidato, maupun persentasi masalah percaya diri adalah hal dasar yang harus dipunyai seseorang.

Because confident is a vital to empower our destiny for something who we gain. But, kita harus hati hati karena terlalu percaya diri bisa menjadi bumerang pada diri sendiri. Why thats can be happened?

First, saat merasa terlalu percaya diri bisa jadi kamu sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini biasanya adalah kekurangan kamu yang sengaja ditutupi dengan sikap overconfident.

Well, penulis menilai jika kamu terlihat berupaya terlalu keras untuk menampilkan image yang penuh percaya diri, maka biasanya orang tersebut sebenarnya menggunakan sikap itu sebagai “tameng”, yang biasanya disebabkan oleh merasa inferior sepanjang hidupnya.

I think you would ve honest, ladies and gentlement. Karena hal ini berpotensi membuat kamu terlihat arogan. Sebisa mungkin ego dalam diri harus dikontrol dan mulailah memiliki sikap percaya diri yang lebih inklusif. Maksudnya adalah memiliki kepercayaan diri bukan berarti posisi kamu lebih superior dibandingkan orang-orang lain. Paham?

Biasanya sikap overconfident akan memiliki dampak negatif berkelanjutan seperti; seseorang tidak akan atau mungkin lupa dalan mengetahui karakter diri yang sebenarnya.

Some people sometimes need feedback from the external factor. Such as; our parents, friends, partner, or other relations.

Hal tersebut sangat beresiko karena selama ini kamu ingin dipuji terutama dari orangtua. Jika feedback
berikutnya bersifat mengritik, maka hal tersebut berpotensi membuat kamu lebih defensif, bahkan depresi, yang berujung pada penyangkalan.

That’s why you must know your self about, where are your confident come? It’s better comes from your self, fellas.

Jika kamu belum mengetahui dari mana sumber rasa percaya diri, serta masih bersikap seperti yang kita ulas barusan akan berdampak pada bias pemahaman terhadap confident tersebut.

Orang lain justru menganggap rasa percaya diri kamu sebagai tindakan yang arogan. Bila mengacu pada topik pembahas kita, memang benar arogansi adalah hasil rasa percaya diri yang berlebihan.

Bila kamu ingin tahu perbedaannya, coba amati dampak dari sikap Anda: is it positive or negative. Bila ternyata hasilnya malah banyak orang yang tidak menyukai, well, kamu tentu sudah tahu apa yang harus diperbaiki. How can we fix it?

Selamat, kamu bisa mengetahui bagaimana cara memperoleh rasa percaya diri dan mengontrolnya ke arah yang lebih baik dengan cara mengikuti kelas workshop public speaking talkactive.id. Disana kamu akan mempelajari materi Confident dengan dipandu oleh certified trainer, sehingga kamu tidak akan salah lagi dalam bersikap. See you, amigo!

Penulis: Mustaqim Amna

Share This:

Confident dan Overconfident

It’s time for me to take it, I’m the boss right now. Not gonna fake it, not when you go down, ‘Cause this is my game, and you better come to play.

I used to hold my freak back, now I’m letting go. I make my own choice. B*tch, I run this show. So leave the lights on. No, you can’t make me behave.

So you say I’m complicated. That I must be outta my mind. But you had me underrated. Rated, rated!

What’s wrong with being, what’s wrong with being, what’s wrong with being confident?

What’s wrong with being, what’s wrong with being, what’s wrong with being confident?

Ups! Penulis hampir saja terlena dengan bagian lirik lagu Demi Lovato yang berjudul Confident. Well, kita akan membahas terkait rasa percaya diri dalam konteks public speaking.

So, kita sangat membutuhkan rasa percaya diri dalam melakukan apapun. Saat menyampaikan sesuai, baik itu melalui, orasi, pidato, maupun persentasi masalah percaya diri adalah hal dasar yang harus dipunyai seseorang.

Because confident is a vital to empower our destiny for something who we gain. But, kita harus hati hati karena terlalu percaya diri bisa menjadi bumerang pada diri sendiri. Why thats can be happened?

First, saat merasa terlalu percaya diri bisa jadi kamu sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini biasanya adalah kekurangan kamu yang sengaja ditutupi dengan sikap overconfident.

Well, penulis menilai jika kamu terlihat berupaya terlalu keras untuk menampilkan image yang penuh percaya diri, maka biasanya orang tersebut sebenarnya menggunakan sikap itu sebagai “tameng”, yang biasanya disebabkan oleh merasa inferior sepanjang hidupnya.

I think you would ve honest, ladies and gentlement. Karena hal ini berpotensi membuat kamu terlihat arogan. Sebisa mungkin ego dalam diri harus dikontrol dan mulailah memiliki sikap percaya diri yang lebih inklusif. Maksudnya adalah memiliki kepercayaan diri bukan berarti posisi kamu lebih superior dibandingkan orang-orang lain. Paham?

Biasanya sikap overconfident akan memiliki dampak negatif berkelanjutan seperti; seseorang tidak akan atau mungkin lupa dalan mengetahui karakter diri yang sebenarnya.

Some people sometimes need feedback from the external factor. Such as; our parents, friends, partner, or other relations.

Hal tersebut sangat beresiko karena selama ini kamu ingin dipuji terutama dari orangtua. Jika feedback
berikutnya bersifat mengritik, maka hal tersebut berpotensi membuat kamu lebih defensif, bahkan depresi, yang berujung pada penyangkalan.

That’s why you must know your self about, where are your confident come? It’s better comes from your self, fellas.

Jika kamu belum mengetahui dari mana sumber rasa percaya diri, serta masih bersikap seperti yang kita ulas barusan akan berdampak pada bias pemahaman terhadap confident tersebut.

Orang lain justru menganggap rasa percaya diri kamu sebagai tindakan yang arogan. Bila mengacu pada topik pembahas kita, memang benar arogansi adalah hasil rasa percaya diri yang berlebihan.

Bila kamu ingin tahu perbedaannya, coba amati dampak dari sikap Anda: is it positive or negative. Bila ternyata hasilnya malah banyak orang yang tidak menyukai, well, kamu tentu sudah tahu apa yang harus diperbaiki. How can we fix it?

Selamat, kamu bisa mengetahui bagaimana cara memperoleh rasa percaya diri dan mengontrolnya ke arah yang lebih baik dengan cara mengikuti kelas workshop public speaking talkactive.id. Disana kamu akan mempelajari materi Confident dengan dipandu oleh certified trainer, sehingga kamu tidak akan salah lagi dalam bersikap. See you, amigo!

Penulis: Mustaqim Amna

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?