Mengupas Perspektif Komunikasi dalam Peran Kapten Tim Sepakbola

Mengupas Perspektif Komunikasi dalam Peran Kapten Tim Sepakbola

Halon Kawan Bicara, tahukah kamu jika dalam olahraga sepakbola yang melibatkan 11 pemain di lapangan, diperlukan seorang pemimpin yang bisa mengatur, menenangkan, dan menjadi “kepanjangan lidah pelatih” bagi pemain lainnya, yang dalam sepakbola disebut dengan istilah “kapten”.

Menjadi seorang kapten di tim sepakbola, juga memiliki peran sebagai pemimpin di lapangan saat bertanding. Kapten inilah yang juga bertugas memberikan motivasi dan memberikan instruksi kepada pemain lainnya. Kali ini penulis mencoba mengajak Kawan Bicara untuk bersalam dalam menganalisa peran seorang kapten tim Sepakbola, jika dilihat dari perspektif ilmu komunikasi.

Menurut pakar komunikasi Berelson dan Steiner (1964), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Dalam hal ini, peran seorang kapten jika dikaji dari perspektif ilmu komunikasi, memenuhi beberapa kajian yang dipelajari dalam ilmu komunikasi, salah satunya adalah kredibilitas.

Jika kita membahas kredibilitas, berarti Kawan Bicara juga harus memahami turunannya  yaitu; kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan agar seorang kapten dalam sebuah tim dapat dipercaya dan setiap instruksi yang ia berikan. Hal ini bertujuan agar arahannya diikuti oleh pemain lainnya. 

Bahkan seorang pelatih tim sepakbola harus memperhatikan beberapa aspek yang harus dimiliki seorang pemain  yang akan ia jadikan sebagai kapten, yang dalam ilmu komunikasi disebut sebagai “kredibilitas”. Seperti yang dilansir dari laman bola.com, terdapat berbagai aspek kredibilitas pada kapten tim sepakbola diantaranya adalah:

1. Wibawa, Kharisma, dan Sosok Panutan

Seorang kapten harus memiliki wibawa dan kharisma yang bagus, serta bisa menjadi panutan bagi pemain lainnya terutama bagi pemain muda baik dalam segi teknik, maupun sikap. Kawan Bicara bisa melihat contoh yang ada pada sosok Paolo Maldini (AC Milan), Javier Zanetti (Inter Milan), dan Francesco Totti (AS Roma).

Mereka adalah beberapa kapten yang dianggap memiliki ketiga aspek tersebut. Wibawa dan kharisma yang mereka miliki membuat mereka dianggap menjadi “ikon” klub tersebut, bahkan dihargai bukan hanya oleh rekan setim dan suporter, tapi juga oleh lawan-lawannya.

Baca Juga : 5 Trik Ampuh Berbicara di Depan Umum Dengan Wibawa dan Percaya Diri

2. Dewasa, Tenang, dan Sosok Leadership

Seorang kapten harus memiliki sikap yang dewasa dan tenang dalam menyikapi berbagai hal di lapangan, serta berjiwa kepemimpinan. Ketika seorang kapten hendak memprotes atau berdiskusi dengan wasit, harus disikapi dengan dewasa dan tenang.

Hal ini karena jika tidak, akan menimbulkan situasi yang justru akan merugikan dirinya bahkan timnya. Seperti halnya Roy Keane (Manchester United) yang selalu meledak-ledak ketika memprotes wasit yang tak jarang merugikan timnya.

 

3. Jenius dan Ahli Strategi 

Aspek penting lainnya adalah tingkat intelijen/kecerdasan dan memahami taktik dengan baik. Seorang kapten merupakan “penyambung lidah pelatih” di lapangan. Dalam hal ini, ia juga bertugas memberikan instruksi mengenai taktik yang diinginkan pelatih, baik itu taktik yang sudah direncanakan sebelum pertandingan maupun perubahan taktik saat pertandingan berlangsung. Lihatlah bagaimana Franz Beckenbauer (Jerman) yang sering memberikan instruksi berupa taktik di lapangan.

 

4. Sosok Motivator

Terakhir, seorang kapten harus memiliki kemampuan persuasif yang baik, dalam hal ini mampu memberikan motivasi bagi pemain lain. Lihatlah bagaimana Cristiano Ronaldo saat menjadi kapten Portugal di final Piala Eropa 2016 saat melawan Perancis. 

Meskipun ia harus diganti di tengah-tengah pertandingan akibat cedera, ia tetap berdiri di pinggir lapangan dan memberikan motivasi kepada pemain lainnya, sehingga membuat mental para pemain Portugal tetap bagus meski bermain dikandang lawannya saat itu, Perancis. Kira-kira bagaimana tanggapan Kawan Bicara?

Pelatihan personal branding

Share This:

Mengupas Perspektif Komunikasi dalam Peran Kapten Tim Sepakbola

Halon Kawan Bicara, tahukah kamu jika dalam olahraga sepakbola yang melibatkan 11 pemain di lapangan, diperlukan seorang pemimpin yang bisa mengatur, menenangkan, dan menjadi “kepanjangan lidah pelatih” bagi pemain lainnya, yang dalam sepakbola disebut dengan istilah “kapten”.

Menjadi seorang kapten di tim sepakbola, juga memiliki peran sebagai pemimpin di lapangan saat bertanding. Kapten inilah yang juga bertugas memberikan motivasi dan memberikan instruksi kepada pemain lainnya. Kali ini penulis mencoba mengajak Kawan Bicara untuk bersalam dalam menganalisa peran seorang kapten tim Sepakbola, jika dilihat dari perspektif ilmu komunikasi.

Menurut pakar komunikasi Berelson dan Steiner (1964), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Dalam hal ini, peran seorang kapten jika dikaji dari perspektif ilmu komunikasi, memenuhi beberapa kajian yang dipelajari dalam ilmu komunikasi, salah satunya adalah kredibilitas.

Jika kita membahas kredibilitas, berarti Kawan Bicara juga harus memahami turunannya  yaitu; kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan agar seorang kapten dalam sebuah tim dapat dipercaya dan setiap instruksi yang ia berikan. Hal ini bertujuan agar arahannya diikuti oleh pemain lainnya. 

Bahkan seorang pelatih tim sepakbola harus memperhatikan beberapa aspek yang harus dimiliki seorang pemain  yang akan ia jadikan sebagai kapten, yang dalam ilmu komunikasi disebut sebagai “kredibilitas”. Seperti yang dilansir dari laman bola.com, terdapat berbagai aspek kredibilitas pada kapten tim sepakbola diantaranya adalah:

1. Wibawa, Kharisma, dan Sosok Panutan

Seorang kapten harus memiliki wibawa dan kharisma yang bagus, serta bisa menjadi panutan bagi pemain lainnya terutama bagi pemain muda baik dalam segi teknik, maupun sikap. Kawan Bicara bisa melihat contoh yang ada pada sosok Paolo Maldini (AC Milan), Javier Zanetti (Inter Milan), dan Francesco Totti (AS Roma).

Mereka adalah beberapa kapten yang dianggap memiliki ketiga aspek tersebut. Wibawa dan kharisma yang mereka miliki membuat mereka dianggap menjadi “ikon” klub tersebut, bahkan dihargai bukan hanya oleh rekan setim dan suporter, tapi juga oleh lawan-lawannya.

Baca Juga : 5 Trik Ampuh Berbicara di Depan Umum Dengan Wibawa dan Percaya Diri

2. Dewasa, Tenang, dan Sosok Leadership

Seorang kapten harus memiliki sikap yang dewasa dan tenang dalam menyikapi berbagai hal di lapangan, serta berjiwa kepemimpinan. Ketika seorang kapten hendak memprotes atau berdiskusi dengan wasit, harus disikapi dengan dewasa dan tenang.

Hal ini karena jika tidak, akan menimbulkan situasi yang justru akan merugikan dirinya bahkan timnya. Seperti halnya Roy Keane (Manchester United) yang selalu meledak-ledak ketika memprotes wasit yang tak jarang merugikan timnya.

 

3. Jenius dan Ahli Strategi 

Aspek penting lainnya adalah tingkat intelijen/kecerdasan dan memahami taktik dengan baik. Seorang kapten merupakan “penyambung lidah pelatih” di lapangan. Dalam hal ini, ia juga bertugas memberikan instruksi mengenai taktik yang diinginkan pelatih, baik itu taktik yang sudah direncanakan sebelum pertandingan maupun perubahan taktik saat pertandingan berlangsung. Lihatlah bagaimana Franz Beckenbauer (Jerman) yang sering memberikan instruksi berupa taktik di lapangan.

 

4. Sosok Motivator

Terakhir, seorang kapten harus memiliki kemampuan persuasif yang baik, dalam hal ini mampu memberikan motivasi bagi pemain lain. Lihatlah bagaimana Cristiano Ronaldo saat menjadi kapten Portugal di final Piala Eropa 2016 saat melawan Perancis. 

Meskipun ia harus diganti di tengah-tengah pertandingan akibat cedera, ia tetap berdiri di pinggir lapangan dan memberikan motivasi kepada pemain lainnya, sehingga membuat mental para pemain Portugal tetap bagus meski bermain dikandang lawannya saat itu, Perancis. Kira-kira bagaimana tanggapan Kawan Bicara?

Pelatihan personal branding

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?