Komunikasi bisa verbal dan nonverbal. Komunikasi yang buruk dapat membahayakan pasien. Komunikasi rawan kesalahan meliputi perintah lisan atau telepon, komunikasi lisan dan penyampaian hasil kajian kritis yang harus disampaikan melalui telepon.
Pengertian Komunikasi Efektif di Rumah Sakit
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang bertujuan dan mencapai tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila informasi, gagasan atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik, sehingga menimbulkan kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling mengetahui atau memahami. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Proses komunikasi yang efektif mengacu pada proses dimana komunikator dan komunikator bertukar informasi, pikiran, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua individu atau kelompok, yang hasilnya seperti yang diharapkan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang disusun dan dirancang untuk tujuan terapeutik, untuk meningkatkan hubungan antara pemberi perawatan dan pasien, untuk membantu mereka beradaptasi dengan stres, untuk mengatasi gangguan mental, untuk memberikan kelegaan dan kenyamanan pasien, yang pada gilirannya dipercepat. proses pemulihan pasien.
Komunikasi terapeutik dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien atau meningkatkan kepercayaan pasien terhadap caregiver. Tujuan pemberian komunikasi terapeutik adalah untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien ketika pasien menganggap interaksi mereka dengan pengasuh sebagai kesempatan untuk berbagi informasi, perasaan dan informasi untuk mencapai tujuan pengobatan yang optimal dan mendorong proses penyembuhan. menjadi lebih cepat
Fungsi Komunikasi Terapeutik
- Meningkatkan kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan harga diri.
- Identitas diri yang jelas dan integritas yang tinggi.
- Kemampuan untuk mempertahankan hubungan intim dan saling tergantung dan penuh kasih.
- Meningkatkan kesejahteraan klien dengan meningkatkan fungsionalitas dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi antara orang-orang yang titik awalnya adalah saling pengertian antara perawat dan pasien. Tujuan dari hubungan terapeutik yang berfokus pada pertumbuhan pasien adalah:
Aktualisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan harga diri. Komunikasi terapeutik sendiri merupakan jenis komunikasi lain yang berjalan sesuai rencana dan mendukung proses penyembuhan pasien.
Baca juga: Yuk, Komunikasi Efektif di Dunia Kerja
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar yang tujuan dan fungsinya difokuskan untuk meningkatkan pasien dan memperkuat hubungan terapeutik antara pemberi perawatan dan klien. Komunikasi terapeutik juga dapat dilihat sebagai proses interaktif klien-pengasuh yang membantu klien mengatasi stres sementara, hidup harmonis dengan orang lain, beradaptasi dengan sesuatu yang tidak dapat diubah, dan mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
- Membuat keputusan pengobatan yang lebih cerdas antara dokter dan pasien. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari apa yang dibutuhkan pasien.
- Menemukan hal-hal yang dibutuhkan pasien saat ini untuk mengembangkan pengobatan.
- Meningkatkan kepatuhan pasien selama pengobatan. Hal ini secara otomatis meningkatkan kualitas hidup pasien.
- Setiap fase komunikasi terapeutik bertujuan untuk membuat diagnosis yang lebih akurat.
- Tingkatkan kepuasan pasien dan perawat saat mereka berkomunikasi satu sama lain. Ini juga mengurangi risiko penyalahgunaan.
Ada berbagai profesi di rumah sakit; yaitu dokter (dokter umum, spesialis), perawat (perawat, bidan) dan profesi lainnya (apoteker, analis, radiologi, dll) dengan kebiasaan dan latar belakang profesi masing-masing. Namun untuk memenuhi kebutuhan pasien melalui prinsip “patient centered care”, setiap profesi tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan harus membentuk tim yang solid, tertutup dan kooperatif.
Di antara para anggotanya perlu diterapkan kerjasama tim yang kuat, kekompakan, gotong royong dan interaksi yang baik. Komunikasi yang efektif dapat diterapkan sebagai solusi agar semua anggota dapat saling memahami dan menghargai untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Yuk, Komunikasi Efektif di Dunia Kerja
Komunikasi yang efektif berarti pengirim dan komunikator memahami pesan secara setara. Itulah sebabnya dalam bahasa asing disebut “komunikasi sedang berlangsung”, yaitu kedua komunikator memahami pesan apa yang sedang disampaikan.
Hal lain yang dapat digunakan dalam komunikasi yang efektif adalah menyampaikan informasi tentang isu-isu kritis. Jika hasil atau data penelitian bersifat “kritis” (pemenuhan kriteria kritis); setiap profesi yang terkena dampak harus segera menyebarkannya kepada pihak yang berkepentingan dan otoritas di bidangnya.
Beberapa kegiatan yang membutuhkan komunikasi interprofessional yang efektif meliputi:
Komunikasi/instruksi lisan atau telepon, penyampaian data/hasil penelitian kritis, sistem rujukan dan kegiatan serah terima pasien.
Ekspektasi
Dengan komunikasi yang efektif ini, masyarakat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan lebih awal, meningkatkan akurasi diagnosis, mencegah keadaan darurat medis dan prosedur yang mahal, serta menghindari waktu perawatan yang lama. Selain itu juga dapat meningkatkan pengetahuan pasien terhadap masalah kesehatannya dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan pencegahan penyakit.
Komunikasi yang efektif antar caregiver sangat mendukung peran perawatan yang inklusif dan terkoordinasi bagi pasien. Pada akhirnya, hal ini meningkatkan kepuasan pasien, memanfaatkan sumber pendanaan perawatan kesehatan berbiaya rendah, mencegah insiden terkait keselamatan pasien, meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan citra layanan, dan mengurangi kemungkinan menerima tuduhan layanan yang buruk.
Kepemimpinan rumah sakit tidak hanya menetapkan parameter untuk komunikasi yang efektif, tetapi juga memberikan contoh dalam mengkomunikasikan tugas, rencana strategis dan informasi terkait lainnya secara efektif.
Dalam memberikan informasi dan melaksanakan komunikasi di lingkungan rumah sakit, pengelola memperhatikan ketepatan dan ketepatan waktu. Untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanan pasien, manajemen membentuk tim/unit yang melaksanakan mekanisme informasi dan komunikasi, misalnya membentuk tim/unit PKRS. Metode komunikasi antara dinas dan karyawan dapat berupa buletin, poster, storyboard dan lain-lain.