Mengenal Komunikasi Intrapersonal Sebagai Pembentuk Konsep Diri

Tahukah kamu bahwa komunikasi intrapribadi atau komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri?

Hal ini juga merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam proses simbolik dari pesan-pesan. Sebab, setiap individu akan menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi jenis ini juga dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Oleh karena itu, komunikasi intrapersonal sangat erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.

Kawan Bicara bisa memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, sehingga seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Jenis pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi, maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.

Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.

Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi tersebut.

Beberapa elemen konsep kesadaran diri:

1). Konsep diri

Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

2). Karakteristik pribadi

Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, terpelajar, dsb.)

Konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik pula.

3). Karakteristik sosial

Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tampilkan dalam hubungan kita dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak peduli, dsb). Hal hal ini memengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.

4). Peran sosial

Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau agama.

Meskipun pembahasan kita mengenai ‘diri’ sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, tetapi sebenarnya masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (multiple selves).

5). Identitas diri yang berbeda

Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.

Pertama persepsi mengenai diri kita dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita (meta persepsi).

Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;

a). Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan objek diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.

b). Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi. Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang ‘diri ideal’ kita, yaitu saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita ‘sebenarnya’ dan bagian lain memperlihatkan kita ingin ‘menjadi apa’ (idealisasi diri).

c). Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self) perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas sehari-hari kita.

Itulah sedikit pemahaman buat kawan bicara terkait pengenalan jenis komunikasi Intrapersonal. Jadi, walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk diubah secara drastis. Bagaimana tanggapan kamu?

Source: pikiran rakyat, merdeka.com

Share This:

Tahukah kamu bahwa komunikasi intrapribadi atau komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri?

Hal ini juga merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam proses simbolik dari pesan-pesan. Sebab, setiap individu akan menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi jenis ini juga dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Oleh karena itu, komunikasi intrapersonal sangat erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.

Kawan Bicara bisa memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, sehingga seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Jenis pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi, maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.

Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.

Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi tersebut.

Beberapa elemen konsep kesadaran diri:

1). Konsep diri

Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

2). Karakteristik pribadi

Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, terpelajar, dsb.)

Konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik pula.

3). Karakteristik sosial

Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tampilkan dalam hubungan kita dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak peduli, dsb). Hal hal ini memengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.

4). Peran sosial

Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau agama.

Meskipun pembahasan kita mengenai ‘diri’ sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, tetapi sebenarnya masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (multiple selves).

5). Identitas diri yang berbeda

Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.

Pertama persepsi mengenai diri kita dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita (meta persepsi).

Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;

a). Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan objek diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.

b). Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi. Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang ‘diri ideal’ kita, yaitu saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita ‘sebenarnya’ dan bagian lain memperlihatkan kita ingin ‘menjadi apa’ (idealisasi diri).

c). Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self) perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas sehari-hari kita.

Itulah sedikit pemahaman buat kawan bicara terkait pengenalan jenis komunikasi Intrapersonal. Jadi, walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk diubah secara drastis. Bagaimana tanggapan kamu?

Source: pikiran rakyat, merdeka.com

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?