Negosiasi Alami Deadlock? Jangan Nyerah, Ini Solusinya!

Siapa diantara Kawan Bicara yang pernah bernegosiasi tapi mengalami jalan buntu atau deadlock? Kejadian ini pasti dialami oleh siapapun dalam kondisi apapun serta dalam pembahasan apapun. Namun, Kawan Bicara jangan frustasi dan menyerah, karena penulis akan berbagi solusi yang secara empiris bisa memecah kebuntuan dari sebuah proses negosiasi.

Kali ini penulis telah merangkum solusi ini dari laman daring liputan6.com, di mana terdapat tiga langkah untuk mengatasi proses negosiasi yang macet atau deadlock. Tiga cara ini bisa Kawan Bicara terapkan secara bersamaan atau bisa juga dilakukan secara berurutan, sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 

Hal ini karena harus kita akui, bahwa salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dalam proses negosiasi adalah situasi di mana semua pihak  “sepakat untuk tidak sepakat”. Oleh sebab itu, untuk mengurangi risikonya, tiga cara ini layak dipertimbangkan. Yuk, kita bahas!

1. Akomodasi

Pada dasarnya cara ini berusaha untuk mengalah dengan mengutamakan kepentingan orang lain. Di samping itu, cara ini ada peluang dalam mengutamakan harmonisasi hubungan di antara semua pihak yang berkepentingan.

Maka, pendekatan ini terdapat potensi pihak yang satu akan memanfaatkan pihak yang lain. Hal ini adalah risiko yang harus dipilih daripada negosiasi menemui titik buntu. Lantas, kapan Kawan Bicara harus menggunakan cara ini? 

Cara ini bisa digunakan jika salah satu pihak yang bernegosiasi mengetahui dirinya salah, maka hal ini dipandang sebagai kompensasi untuk menunjukkan rasa tanggung jawab yang berwibawa.

Sehingga, dampak dari penggunaan cara Akomodasi adalah ketika hal yang dibahas saat negosiasi memiliki topik kepentingan umum, maka cara ini wajib digunakan untuk meminimalisir risiko kerugian yang besar.

2. Kolaborasi Dalam Menyelesaikan Masalah

Pada pendekatan kali ini, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak sekaligus mengarahkan pada pemecahan permasalahan. Sehingga, kegiatan negosiasi bisa lebih fokus untuk mencari solusi atas deadlock yang terjadi.  

Keunggulan dari cara kedua ini adalah meningkatkan kemungkinan akan munculnya hasil yang bersifat win-win solution bagi semua pihak yang sedang duduk bernegosiasi. Situasi apakah yang cocok dengan cara ini? 

Cara ini akan tepat jika semua pihak ingin mencapai solusi yang terintegrasi, dan memuaskan sehingga bermanfaat untuk meningkatkan komitmen. Hal ini bisa dikerjakan dengan cara pengambilan keputusan berdasar pada konsensus. 

Pendekatan ini juga sangat cocok jika salah satu pihak ingin mengetahui, dan memahami pihak lain yang mempunyai perspektif, serta sudut pandang yang berbeda.

3. Kompromi

Pada dasarnya, Kompromi ini mirip dengan cara sebelumnya yaitu berusaha untuk memuaskan kedua belah pihak. Namun yang membedakannya adalah cara kompromi ini mewujudkan kesepakatan masing-masing pihak, untuk mengalah dari kepentingannya  agar terjadi titik temu. 

Dengan cara ini akan ada kecenderungan masih menyisakan permasalahan, yang kemungkinan memiliki potensi kuat untuk menimbulkan konflik lagi di kemudian hari. Maka, Kawan Bicara harus perhatikan kondisi yang dianjurkan untuk mengaplikasikan cara tersebut. 

Hal ini juga berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sangat penting, tetapi tidak perlu menimbulkan gejolak dalam waktu dekat. Jangan lupa bahwa, Kawan Bicara bisa menggunakan cara kompromi ketika situasi yang dihadapi, masih membutuhkan dukungan untuk bertindak lebih lanjut.

Sehingga, cara kompromi ini bisa digunakan sebagai middle ground, dan pendekatan backup yang bagus ketika pendekatan lain gagal, untuk menyelesaikan konflik.

Nah, penulis mengimbau Kawan Bicara untuk bisa memahami situasi deadlock saat negosiasi secara realistis. Kawan Bicara harus sadar bahwa mencapai solusi yang memenangkan semua pihak adalah harapan bersama yang bernegosiasi.

Jadi dengan tiga cara di atas akan meningkatkan kemungkinan Kawan Bicara untuk mencapai harapan tersebut secara paripurna. Bagaimana tanggapanmu Kawan Bicara?

Pelatihan komunikasi efektif

Share This:

Siapa diantara Kawan Bicara yang pernah bernegosiasi tapi mengalami jalan buntu atau deadlock? Kejadian ini pasti dialami oleh siapapun dalam kondisi apapun serta dalam pembahasan apapun. Namun, Kawan Bicara jangan frustasi dan menyerah, karena penulis akan berbagi solusi yang secara empiris bisa memecah kebuntuan dari sebuah proses negosiasi.

Kali ini penulis telah merangkum solusi ini dari laman daring liputan6.com, di mana terdapat tiga langkah untuk mengatasi proses negosiasi yang macet atau deadlock. Tiga cara ini bisa Kawan Bicara terapkan secara bersamaan atau bisa juga dilakukan secara berurutan, sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 

Hal ini karena harus kita akui, bahwa salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dalam proses negosiasi adalah situasi di mana semua pihak  “sepakat untuk tidak sepakat”. Oleh sebab itu, untuk mengurangi risikonya, tiga cara ini layak dipertimbangkan. Yuk, kita bahas!

1. Akomodasi

Pada dasarnya cara ini berusaha untuk mengalah dengan mengutamakan kepentingan orang lain. Di samping itu, cara ini ada peluang dalam mengutamakan harmonisasi hubungan di antara semua pihak yang berkepentingan.

Maka, pendekatan ini terdapat potensi pihak yang satu akan memanfaatkan pihak yang lain. Hal ini adalah risiko yang harus dipilih daripada negosiasi menemui titik buntu. Lantas, kapan Kawan Bicara harus menggunakan cara ini? 

Cara ini bisa digunakan jika salah satu pihak yang bernegosiasi mengetahui dirinya salah, maka hal ini dipandang sebagai kompensasi untuk menunjukkan rasa tanggung jawab yang berwibawa.

Sehingga, dampak dari penggunaan cara Akomodasi adalah ketika hal yang dibahas saat negosiasi memiliki topik kepentingan umum, maka cara ini wajib digunakan untuk meminimalisir risiko kerugian yang besar.

2. Kolaborasi Dalam Menyelesaikan Masalah

Pada pendekatan kali ini, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak sekaligus mengarahkan pada pemecahan permasalahan. Sehingga, kegiatan negosiasi bisa lebih fokus untuk mencari solusi atas deadlock yang terjadi.  

Keunggulan dari cara kedua ini adalah meningkatkan kemungkinan akan munculnya hasil yang bersifat win-win solution bagi semua pihak yang sedang duduk bernegosiasi. Situasi apakah yang cocok dengan cara ini? 

Cara ini akan tepat jika semua pihak ingin mencapai solusi yang terintegrasi, dan memuaskan sehingga bermanfaat untuk meningkatkan komitmen. Hal ini bisa dikerjakan dengan cara pengambilan keputusan berdasar pada konsensus. 

Pendekatan ini juga sangat cocok jika salah satu pihak ingin mengetahui, dan memahami pihak lain yang mempunyai perspektif, serta sudut pandang yang berbeda.

3. Kompromi

Pada dasarnya, Kompromi ini mirip dengan cara sebelumnya yaitu berusaha untuk memuaskan kedua belah pihak. Namun yang membedakannya adalah cara kompromi ini mewujudkan kesepakatan masing-masing pihak, untuk mengalah dari kepentingannya  agar terjadi titik temu. 

Dengan cara ini akan ada kecenderungan masih menyisakan permasalahan, yang kemungkinan memiliki potensi kuat untuk menimbulkan konflik lagi di kemudian hari. Maka, Kawan Bicara harus perhatikan kondisi yang dianjurkan untuk mengaplikasikan cara tersebut. 

Hal ini juga berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sangat penting, tetapi tidak perlu menimbulkan gejolak dalam waktu dekat. Jangan lupa bahwa, Kawan Bicara bisa menggunakan cara kompromi ketika situasi yang dihadapi, masih membutuhkan dukungan untuk bertindak lebih lanjut.

Sehingga, cara kompromi ini bisa digunakan sebagai middle ground, dan pendekatan backup yang bagus ketika pendekatan lain gagal, untuk menyelesaikan konflik.

Nah, penulis mengimbau Kawan Bicara untuk bisa memahami situasi deadlock saat negosiasi secara realistis. Kawan Bicara harus sadar bahwa mencapai solusi yang memenangkan semua pihak adalah harapan bersama yang bernegosiasi.

Jadi dengan tiga cara di atas akan meningkatkan kemungkinan Kawan Bicara untuk mencapai harapan tersebut secara paripurna. Bagaimana tanggapanmu Kawan Bicara?

Pelatihan komunikasi efektif

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?