Dalam rangka momen Halal bi Halal sekaligus gathering bersama para customer, Talkactive menghadirkan kegiatan Business Talk 2024, terkait ‘AI for Your Business Development’, dan bertemakan ‘Opportunity and Challenges’. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Talkactive bersama Gits.id, dan diadakan di Pribadi House, Jakarta, pada Senin(13/5).
Pada kegiatan yang dihadiri 70 peserta (customer) yang terdiri dari berbagai perusahaan tersebut, CEO Talkactive, Ferik Trianda mengatakan AI sangat berpotensi membawa disrupsi dunia bisnis dan usaha. Di samping mempermudah teknis operasional usaha, menurutnya AI juga berpotensi meningkatkan omzet usaha apabila dimanfaatkan secara efektif.
“Enam tahun kami berdiri, kami memberikan insight baru bagaimana tantangan dan peluang AI. Kami percaya bahwa di era AI, softskill menjadi skill yang sangat penting. Adanya softskill mumpuni dan AI yang memudahkan kelancaran bisnis perusahaan satu hal yang tidak dipisahkan untuk kemajuan bisnis perusahaan” ujar Ferik Trianda.
Kemudian kegiatan Business Talk ini menghadirkan narasumber yang memiliki kapabilitas di bidangnya, antara lain; pengajar dan konsultan PPM Manajemen, Dr. Noveri Maulana, public figure dan Board of Expert Talkactive, Intan Aletrino, serta Komisaris GITS Indonesia Budiman Goh.
Dalam kesempatan tersebut, Noveri Maulana membahas bagaimana adaptasi AI untuk bisnis strategi bagaimanapun canggihnya AI, meskipun masih membutuhkan campur tangan manusia dalam menggunakannya secara bijak. Oleh karena itu, dalam pendekatannya terhadap kemajuan AI, bisnis harus menggunakan strategi Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA).
“Maka, bisnis jangan hanya sekedar beda, tapi harus dirawat dan dijaga dengan baik, harus sustainability. Lalu, bisnis harus adaptif tehadap semua perubahan. Kita perlu melakukan investasi ke AI dan manusia sangat penting untuk diintegrasikan. Maka, invest your AI development, Improve your people competence,” ujar Noveri.
Lalu, Intan Aletrino dalam kesempatan ini membicarakan peran personal branding di era Ai. Ia menuturkan bahwa Personal branding adalah kombinasi yang vital, dan terdiri dari komponen nilai (value), keahlian (skill), serta sikap (behaviour) diri kita, sehingga menghasilkan gambaran yang akan dilihat oleh siapapun mengenai diri kita sendiri.
“Secara sederhana, personal branding merupakan komponen gabungan dari kita, apakah ingin dilihat seperti apa dan apa yang orang lain ingin lihat dari kita. Dalam konteks bisnis, alangkah baiknya jika kita tidak sampai meniru orang lain secara total dan improve your communication skill. Singkatnya, if people like you, and they will listen to you, if they trust you they will do business with you,” jelas Intan.
Sementara, Komisaris GITS Indonesia, Budiman Goh mengungkapkan bahwa AI bukan barang baru, namun masih banyak orang kurang sadar terhadap akselerasi perkembangan AI. “Kenapa akselerasi AI semakin cepat? Karena Data yang Lebih Banyak dan Berkualitas. Semua corporation pasti mempunyai mimpi untuk AI, dan beradaptasi dengan AI. Ini merupakan keharusan di dunia bisnis, karena AI bisa untuk marketing, supply chain dan sebagainya. Intinya, belajarlah dari AI, dan jangan tertipu Oleh AI,” pungkas Budiman.(*)