Kenali Apa Itu Big Five Personality untuk Performance di Tempat Kerja

Kenali Apa Itu Big Five Personality untuk Performance di Tempat Kerja

Dalam sebuah organisasi di dalamnya pasti memiliki anggota dengan kepribadian yang berbeda-beda. Dan terkadang apabila perusahaan tidak bisa memilih karyawannya dengan baik, maka hal ini tidak tidak akan memberikan efek yang baik pula.

Kepribadian adalah pusat dari bagaimana kita sebagai individu berinteraksi satu sama lain setiap hari dengan individu lainnya. Ini memberikan kerangka kerja untuk dapat memahami bahwa kepribadian kita mendorong pilihan kita dan membentuk jalan hidup kita di masa depan.

Ada sebuah teori yang Bernama Big Five Personality sendiri  yang digagas oleh seorang psikolog ternama, Lewis Goldberg. Dalam teori tersebut, Lewis beranggapan bahwa terdapat lima besar faktor kepribadian utama manusia. Teorinya kemudian dikembangkan oleh McCrae dan Costa yang memberikan konfirmasi terhadap validitas model yang diutarakan Lewis serta memberikan sedikit gambaran model yang kemudian digunakan hingga saat ini yakni meliputi: Openness to Experience, Extraversion, Neuroticism, Agreeableness dan Conscientiousness.

Berikut penjelasan mengenai kepribadian model Big Five :

1. Openness to Experience (Keterbukaan Terhadap Pengalaman Baru)

Openness to Experience adalah dimensi kepribadian yang mencerminkan keterbukaan seseorang terhadap suatu pengalaman baru. Individu yang memiliki kepribadian ini cenderung senang mempelajari hal-hal baru di luar kemampuannya. Sehingga mereka akan terus berkembang mengikuti inovasi terbaru di eranya. Mereka yang terbuka terhadap pengalaman baru juga cenderung lebih mudah beradaptasi. Baik dalam lingkungan maupun terhadap inovasi teknologi yang ada.

Beberapa karakter positif yang dimiliki oleh individu dengan kepribadian ini biasanya berupa sifat kreatif, imajinatif, memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, cenderung berpikir terbuka dan luas serta intelektual.

Dalam dunia kerja, karyawan yang seperti ini tentu menjadi idaman setiap perusahaan. Karena mereka akan selalu siap beradaptasi terhadap setiap perubahan.  Namun, ada juga orang yang memiliki sifat berkebalikan dengan openness to experience ini. Mereka biasanya adalah orang-orang yang berpikir secara konservatif, cenderung dangkal dan sulit untuk menerima masukan maupun inovasi perkembangan zaman.

Baca juga : Apa Itu Kecerdasan Emosional (EQ) dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

2. Extraversion (Ekstraversi)

Ekstraversi adalah kepribadian yang mencerminkan cara seseorang berinteraksi secara sosial. Secara umum, orang yang dengan kepribadian ekstraversi ini akan lebih nyaman berada di sekeliling orang lain. Mereka juga mudah bergaul, senang berinteraksi dan cenderung hidup sebagai individu yang berkelompok.

Orang-orang dengan kepribadian ekstraversi ini biasanya juga dibekali sikap yang tegas, kemampuan komunikasi yang baik dan aktif berbicara. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya pun akan merasa nyaman untuk berinteraksi dengannya.

Dalam perusahaan, mereka yang berkepribadian ekstraversi ini cocok untuk ditempatkan pada posisi yang berhubungan langsung dengan klien atau pelanggan. Seperti public relation, sales dan lain-lain. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni untuk berhadapan dengan orang-orang baru. Kebalikan dari orang dengan kepribadian ekstraversi ini adalah mereka yang tertutup, sulit bergaul, sulit berkomunikasi dengan orang-orang baru, cepat gugup dan tidak nyaman berada di keramaian.

 

3. Neuroticism (Neurotisme)

Neurotisme adalah kepribadian yang mengacu pada stabilitas emosi seseorang. Mereka yang berkepribadian neurotisme ini cenderung sulit untuk mengendalikan emosi, rasa cemas dan tingkat stresnya.

Selain itu, orang-orang neurotik juga kerap kali melakukan hal-hal impulsif yang sesekali dapat membuatnya menyesali perbuatannya. Meski memiliki tingkat neurotisme yang tinggi, tidak lantas membuat orang-orang neurotik memiliki kondisi psikopatologi. Kebalikan dari sifat neurotisme ini adalah mereka yang memiliki kepribadian beremosi stabil, mudah mengelola cemas dan stres serta cenderung berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

 

4. Agreeableness ( Mudah Untuk Akur dan Bersepakat)

Agreebleness merupakan kepribadian yang menggambarkan cara seseorang memperlakukan hubungannya dengan orang lain atau bekerja sama. Dimensi kepribadian ini erat kaitannya dengan kepercayaan,, kasih sayang, dan perilaku prososial lainnya.

Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih untuk terhindar dari konflik daripada harus bersitegang dengan orang lain. Sehingga orang-orang dengan kepribadian ini cenderung memiliki sifat taat terhadap peraturan dan lebih memilih untuk patuh. Selain itu, mereka juga senang untuk menolong satu sama lain, berhati lembut serta ramah terhadap orang-orang baru. Kebalikan dari sifat ini tentu saja adalah orang-orang yang judes, dingin, tidak ramah dan cenderung agak bossy.

 

5. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi  adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain

Mereka bukanlah tipe orang yang senang berperilaku impulsif atau di luar dugaan. Sebaliknya, hal-hal yang akan mereka lakukan cenderung dipikirkan terlebih dahulu secara matang dan well organized. Ketika dihadapkan pada suatu tugas atau pekerjaan, mereka yang berkepribadian ini juga lebih mudah untuk fokus dalam menyelesaikannya sehingga rela untuk menomorduakan kesenangan pribadi.

Itulah 5 tipe kepribadian dari big five personality yang perlu Kawan Bicara ketahui. Mengetahui kepribadian dengan mengikuti tes big five personality dapat membantumu lebih mengenal diri sendiri, termasuk potensi dan keunggulan yang ada di dalam diri. Selain itu, lewat teori ini pula Kawan Bicara juga dapat memahami sisi lemahmu yang nantinya dapat kamu gunakan untuk memperbaiki diri.

Pelatihan personal branding

Share This:

Kenali Apa Itu Big Five Personality untuk Performance di Tempat Kerja

Dalam sebuah organisasi di dalamnya pasti memiliki anggota dengan kepribadian yang berbeda-beda. Dan terkadang apabila perusahaan tidak bisa memilih karyawannya dengan baik, maka hal ini tidak tidak akan memberikan efek yang baik pula.

Kepribadian adalah pusat dari bagaimana kita sebagai individu berinteraksi satu sama lain setiap hari dengan individu lainnya. Ini memberikan kerangka kerja untuk dapat memahami bahwa kepribadian kita mendorong pilihan kita dan membentuk jalan hidup kita di masa depan.

Ada sebuah teori yang Bernama Big Five Personality sendiri  yang digagas oleh seorang psikolog ternama, Lewis Goldberg. Dalam teori tersebut, Lewis beranggapan bahwa terdapat lima besar faktor kepribadian utama manusia. Teorinya kemudian dikembangkan oleh McCrae dan Costa yang memberikan konfirmasi terhadap validitas model yang diutarakan Lewis serta memberikan sedikit gambaran model yang kemudian digunakan hingga saat ini yakni meliputi: Openness to Experience, Extraversion, Neuroticism, Agreeableness dan Conscientiousness.

Berikut penjelasan mengenai kepribadian model Big Five :

1. Openness to Experience (Keterbukaan Terhadap Pengalaman Baru)

Openness to Experience adalah dimensi kepribadian yang mencerminkan keterbukaan seseorang terhadap suatu pengalaman baru. Individu yang memiliki kepribadian ini cenderung senang mempelajari hal-hal baru di luar kemampuannya. Sehingga mereka akan terus berkembang mengikuti inovasi terbaru di eranya. Mereka yang terbuka terhadap pengalaman baru juga cenderung lebih mudah beradaptasi. Baik dalam lingkungan maupun terhadap inovasi teknologi yang ada.

Beberapa karakter positif yang dimiliki oleh individu dengan kepribadian ini biasanya berupa sifat kreatif, imajinatif, memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, cenderung berpikir terbuka dan luas serta intelektual.

Dalam dunia kerja, karyawan yang seperti ini tentu menjadi idaman setiap perusahaan. Karena mereka akan selalu siap beradaptasi terhadap setiap perubahan.  Namun, ada juga orang yang memiliki sifat berkebalikan dengan openness to experience ini. Mereka biasanya adalah orang-orang yang berpikir secara konservatif, cenderung dangkal dan sulit untuk menerima masukan maupun inovasi perkembangan zaman.

Baca juga : Apa Itu Kecerdasan Emosional (EQ) dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

2. Extraversion (Ekstraversi)

Ekstraversi adalah kepribadian yang mencerminkan cara seseorang berinteraksi secara sosial. Secara umum, orang yang dengan kepribadian ekstraversi ini akan lebih nyaman berada di sekeliling orang lain. Mereka juga mudah bergaul, senang berinteraksi dan cenderung hidup sebagai individu yang berkelompok.

Orang-orang dengan kepribadian ekstraversi ini biasanya juga dibekali sikap yang tegas, kemampuan komunikasi yang baik dan aktif berbicara. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya pun akan merasa nyaman untuk berinteraksi dengannya.

Dalam perusahaan, mereka yang berkepribadian ekstraversi ini cocok untuk ditempatkan pada posisi yang berhubungan langsung dengan klien atau pelanggan. Seperti public relation, sales dan lain-lain. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni untuk berhadapan dengan orang-orang baru. Kebalikan dari orang dengan kepribadian ekstraversi ini adalah mereka yang tertutup, sulit bergaul, sulit berkomunikasi dengan orang-orang baru, cepat gugup dan tidak nyaman berada di keramaian.

 

3. Neuroticism (Neurotisme)

Neurotisme adalah kepribadian yang mengacu pada stabilitas emosi seseorang. Mereka yang berkepribadian neurotisme ini cenderung sulit untuk mengendalikan emosi, rasa cemas dan tingkat stresnya.

Selain itu, orang-orang neurotik juga kerap kali melakukan hal-hal impulsif yang sesekali dapat membuatnya menyesali perbuatannya. Meski memiliki tingkat neurotisme yang tinggi, tidak lantas membuat orang-orang neurotik memiliki kondisi psikopatologi. Kebalikan dari sifat neurotisme ini adalah mereka yang memiliki kepribadian beremosi stabil, mudah mengelola cemas dan stres serta cenderung berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

 

4. Agreeableness ( Mudah Untuk Akur dan Bersepakat)

Agreebleness merupakan kepribadian yang menggambarkan cara seseorang memperlakukan hubungannya dengan orang lain atau bekerja sama. Dimensi kepribadian ini erat kaitannya dengan kepercayaan,, kasih sayang, dan perilaku prososial lainnya.

Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih untuk terhindar dari konflik daripada harus bersitegang dengan orang lain. Sehingga orang-orang dengan kepribadian ini cenderung memiliki sifat taat terhadap peraturan dan lebih memilih untuk patuh. Selain itu, mereka juga senang untuk menolong satu sama lain, berhati lembut serta ramah terhadap orang-orang baru. Kebalikan dari sifat ini tentu saja adalah orang-orang yang judes, dingin, tidak ramah dan cenderung agak bossy.

 

5. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi  adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain

Mereka bukanlah tipe orang yang senang berperilaku impulsif atau di luar dugaan. Sebaliknya, hal-hal yang akan mereka lakukan cenderung dipikirkan terlebih dahulu secara matang dan well organized. Ketika dihadapkan pada suatu tugas atau pekerjaan, mereka yang berkepribadian ini juga lebih mudah untuk fokus dalam menyelesaikannya sehingga rela untuk menomorduakan kesenangan pribadi.

Itulah 5 tipe kepribadian dari big five personality yang perlu Kawan Bicara ketahui. Mengetahui kepribadian dengan mengikuti tes big five personality dapat membantumu lebih mengenal diri sendiri, termasuk potensi dan keunggulan yang ada di dalam diri. Selain itu, lewat teori ini pula Kawan Bicara juga dapat memahami sisi lemahmu yang nantinya dapat kamu gunakan untuk memperbaiki diri.

Pelatihan personal branding

Share This:

More Articles

News

No results found.
Buka
Butuh Bantuan?
Halo, Kawan Bicara!
Ada yang bisa kami bantu?